Pada
umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah
untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran biaya-biaya
yang terjadi dalam proses produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai
ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian
pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Biaya
merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting dalam analisis
strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada perusahaan dapat
menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Pada
dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu
perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak
sesuai dengan apa yang terjadi
sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai produksi
yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya produksi yang
akan dikeluarkan. Pengendalian biaya produksi merupakan penggunaan utama dari
akuntansi dan analisis biaya produksi.
Komponen
biaya utama yaitu upah, bahan baku dan overhead pabrik perlu dipisahkan menurut jenis biaya dan juga
menurut pertanggungjawaban. Pengendalian
terhadap biaya dapat diukur dengan tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan
dengan biaya sesungguhnya. Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara
membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan
selanjutnya disebut biaya standar (Carter Usry, 2006 : 12).
Dalam
hal ini biaya standar yang telah ditetapkan perusahaan akan dibandingkan dengan
biaya realisasi (biaya sesungguhnya yang terjadi) selama proses produksi.
Biaya
produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead
pabrik.
Menurut
Ibnu Subiyanto (1993 : 39) bahan langsung adalah bahan yang digunakan untuk
produksi yang dapat diidentifikasikan dengan produk, mudah ditelusur ke produk,
dan merupakan biaya yang besar atas produk. Dalam suatu kegiatan produksi
perusahaan harus dapat mempertimbangkan biaya yang terdapat didalamnya salah
satunya adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku harus dapat diefisienkan agar
tidak
terjadi pemborosan dalam penggunaan bahan baku, cara yang digunakan yaitu
dengan analisis selisih biaya bahan baku. Menurut Abdul Halim (2010 : 278)
“Analisa selisih biaya bahan baku adalah selisih biaya bahan baku yang disebabkan
oleh adanya biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang
sesungguhnya”. Efisiensi biaya bahan baku dapat diketahui dengan cara membandingkan
antara hasil dari analisis selisih biaya bahan baku biaya dengan bahan baku
sesungguhnya. Selain biaya bahan baku perusahaan memiliki faktor utama lain
untuk menjalankan kegiatan produksinya
yaitu tenaga kerja. Menurut Ralph S. Polimeni
(1985 : 44) Tenaga kerja merupakan daya
fisik atau mental yang dikerahkan untuk
menghasilkan suatu produk. Dalam proses produksi, tenaga kerja memerlukan biaya
dalam menjalankan kegiatannya, dalam hal ini digunakan untuk pemberian gaji,
upah maupun bonus kepada tenaga kerja yang ada dalam perusahaan.
Menurut
Ibnu Subiyanto (1993 : 42) biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang diberikan
kepada semua karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan produk, mudah
ditelusur ke produk tertentu, dan merupakan biaya yang besar atas produk yang
dihasilkan. Pengendalian atas biaya tenaga kerja langsung dalam suatu
perusahaan perlu dilakukan agar laba yang maksimal dapat dicapai yaitu dengan
cara melakukan analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.
Menurut
Abdul Halim (2010 : 286) “Analisa selisih biaya tenaga kerja langsung adalah
selisih biaya tenaga kerja langsung yang disebabkan oleh adanya biaya tenaga
kerja langsung standar dengan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya”.
Efisiensi
biaya tenaga kerja langsung dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
hasil dari analisis selisih biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga
kerja langsung sesungguhnya. Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
juga terdapat biaya overhead pabrik. Menurut Abdul Halim (2010 : 90) biaya
overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai
biaya
bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Dalam suatu perusahaan
biaya overhead pabrik juga perlu diefisienkan untuk memperoleh laba yang
maksimal yaitu dengan cara analisis selisih biayaoverhead pabrik.
Menurut
Abdul Halim (2010 : 293) “Selisih biaya overhead pabrik adalah
selisih
biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi dengan overhead pabrik standar”. Efisiensi biaya overhead
pabrik dapat diketahui dengan cara membandingkan antara hasil dari analisis
selisih biaya overhead pabrik dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
source : eprints.uny.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar