Powered By Blogger

Kamis, 06 Juni 2013

Analisis dan Pengendalian Biaya



Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk  dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting dalam analisis strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya pada perusahaan dapat menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu  perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai  dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai produksi yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya produksi yang akan dikeluarkan. Pengendalian biaya produksi merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan analisis biaya produksi.
Komponen biaya utama yaitu upah, bahan baku dan overhead pabrik perlu  dipisahkan menurut jenis biaya dan juga menurut pertanggungjawaban.  Pengendalian terhadap biaya dapat diukur dengan tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Efisiensi biaya dapat diukur dengan cara membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan selanjutnya disebut biaya standar (Carter Usry, 2006 : 12). 
Dalam hal ini biaya standar yang telah ditetapkan perusahaan akan dibandingkan dengan biaya realisasi (biaya sesungguhnya yang terjadi) selama proses produksi.
Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
Menurut Ibnu Subiyanto (1993 : 39) bahan langsung adalah bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan dengan produk, mudah ditelusur ke produk, dan merupakan biaya yang besar atas produk. Dalam suatu kegiatan produksi perusahaan harus dapat mempertimbangkan biaya yang terdapat didalamnya salah satunya adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku harus dapat diefisienkan agar
tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan bahan baku, cara yang digunakan yaitu dengan analisis selisih biaya bahan baku. Menurut Abdul Halim (2010 : 278) “Analisa selisih biaya bahan baku adalah selisih biaya bahan baku yang disebabkan oleh adanya biaya bahan baku standar dengan biaya bahan baku yang sesungguhnya”. Efisiensi biaya bahan baku dapat diketahui dengan cara membandingkan antara hasil dari analisis selisih biaya bahan baku biaya dengan bahan baku sesungguhnya. Selain biaya bahan baku perusahaan memiliki faktor utama lain untuk  menjalankan kegiatan produksinya yaitu tenaga kerja. Menurut Ralph S.  Polimeni (1985 : 44) Tenaga kerja merupakan  daya fisik atau mental yang  dikerahkan untuk menghasilkan suatu produk. Dalam proses produksi, tenaga kerja memerlukan biaya dalam menjalankan kegiatannya, dalam hal ini digunakan untuk pemberian gaji, upah maupun bonus kepada tenaga kerja yang ada dalam perusahaan.
Menurut Ibnu Subiyanto (1993 : 42) biaya tenaga kerja langsung adalah kompensasi yang diberikan kepada semua karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan produk, mudah ditelusur ke produk tertentu, dan merupakan biaya yang besar atas produk yang dihasilkan. Pengendalian atas biaya tenaga kerja langsung dalam suatu perusahaan perlu dilakukan agar laba yang maksimal dapat dicapai yaitu dengan cara melakukan analisis selisih biaya tenaga kerja langsung.
Menurut Abdul Halim (2010 : 286) “Analisa selisih biaya tenaga kerja langsung adalah selisih biaya tenaga kerja langsung yang disebabkan oleh adanya biaya tenaga kerja langsung standar dengan biaya tenaga kerja langsung yang sesungguhnya”.
Efisiensi biaya tenaga kerja langsung dapat diketahui dengan cara membandingkan antara hasil dari analisis selisih biaya tenaga kerja langsung dengan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya. Selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja juga terdapat biaya overhead pabrik. Menurut Abdul Halim (2010 : 90) biaya overhead pabrik (BOP) adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai
biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Dalam suatu perusahaan biaya overhead pabrik juga perlu diefisienkan untuk memperoleh laba yang maksimal yaitu dengan cara analisis selisih biayaoverhead pabrik.
Menurut Abdul Halim (2010 : 293) “Selisih biaya overhead pabrik adalah
selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan overhead pabrik standar”. Efisiensi biaya overhead pabrik dapat diketahui dengan cara membandingkan antara hasil dari analisis selisih biaya overhead pabrik dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya.

source : eprints.uny.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar