Pasar Potensial Ritel
Fenomena Keberadaan Pasar Modern Fenomena pasar
modern di zaman modern ini sudah seperti jamur yang tumbuh subur di
musim hujan Di manamana, terutama di kota besar, banyak dijumpai pasar
modernAsuransi Zurich Garap Pasar Ritel – KOMPAS.com elama ini bergerak
di pasar korporat, Asuransi Zurich mulai serius menggarap pasar ritel di
Indonesia geoEDUPLANET Perempuan sebenarnya memiliki kemampuan yang
sama dengan lakilaki dalam berbisnis Yang perlu diperhatikan adalah
memilih bisnis yang cocok untuk dirinyaConsulting selling
leads-Consulting,Business,Information Services … Consulting Company
Global Project Ukraine provides professional consulting services,
assistance in organization of effective business processes for
internationalarasel Teknik Strategi Distribusi Eceran Untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat
untuk menyalurkan barang atau jasa Pasar Potensial.
Memulai Bisnis Ritel
Memutuskan untuk memulai bisnis ritel menjadi pilihan yang sangat
tepat dalam kondisi saat sekarang. Dewasa ini banyak masyarakat yang
mengadopsi gaya hidup yang modern dan mengutamakan kenyamanan dan
kemudahan dalam memenuhi kebutuhan harianya. Semakin dekatnya toko ritel
dengan kawasan pemukiman penduduk serta dengan iming-iming harga murah,
pilihan barang yang bervariasi, hal ini jelas memberikan solusi bagi
masyarakat yang kian sibuk, suami istri bekerja, yang tidak ada waktu
lagi untuk berbelanja di pasar tradisional yang jauh dari rumah, becek
serta jam buka yang pendek. Sementara itu kebutuhan akan 9 bahan pokok,
perawatan tubuh, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan bayi sampai
makanan ringan kian hari makin meningkat.
Dimasa mendatang jumlah konsumen dalam katagori usia 11 sampai 50
tahun adalah konsumen potensial, terus tumbuh dan bertambah, Dengan
demikian keuntungan berlipat dan bisnis yang terus tumbuh bukan hanya
impian semata namun sudah menjadi kenyataan. Selain faktor keuntungan
fakta membuktikan bahwa bisnis retail tumbuh dengan pesat sepanjang
jaman, itu terbukti pada saat semua sector bisnis terpuruk karena krisis
ekonomi th 1998, bisnis ritail tidak berdapak bahkan semakin
berkembang.
Disamping itu, bisnis ini merupakan mata pencaharian yang paling
banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, umur bisnis ritel atau
berdagang juga paling panjang di banding sektor lain, Orang berdagang
sudah ada sejak jaman dahulu sebelum modernisasi membuka peluang
kesempatan kerja. Berdagang sudah menjadi mata pencaharian umum sebelum
pabrik2 mulai dibuka dan merekrut ribuan tenaga kerja.
Sejak zaman nenek moyang kita, penjual beras, sayur dan buah2an sudah
meramaikan pasar tradisional kita semua orang bisa dengan mudah
menjalankan bisnis ini. Seiring dengan pekembangan jaman, saat ini
bisnis retail sudah mulai dikelola dengan system yang modern dan
canggih, dari yang menjanjikan harga murah hingga yang memberikan
atmosfir yang berbeda di tokonya. Tak heran persaingan bisnis ritel
semakin hari semain memanas. Toko kelontong memang masih bertebaran di
sudut perkampungan tetapi konsep bisnis retail modern lebih menjanjikan.
Namun masih banyak orang yang belum paham betul untuk mengelola bisnis ritel mereka secara modern.
Ada 5 (lima) elememen penting yang belum di pahami oleh orang yang
akan membuka bisnis ritel atau minimarket, Menapa 5 elemen ini penting?,
karena jika Anda tidak betul-betul memahaminya, ini akan berdampak pada
merosotnya bisnis ritel Anda yang berujung pada penutupan bisnis
tersebut, 5 elemen tersebut adalah :
1. Location, Bagaimana Anda memilijh lokasi yang cocok untuk bisnis Anda.
2. Design Store, Bagaimana Anda men design store agar lebih hidup.
3. Marketing/Promotion, Bagaimana memilih product, menetapkan harga dan membuat promosi yang tidak ada habisnya.
4. SOP (Standard Operating Procedure), Bagaimana Anda membuat SOP sederhana akan tetapi efektif di jalankan.
5. IT (Information Technology), Bagaimana Anda memilih Software terbaik yang cocok untuk bisnis Anda.
Eksistensi Bisnis Ritel
Keberadaan pasar modern memberikan banyak pilihan bagi konsumen dalam
menentukan lokasi berbelanja. Apalagi belakangan ini jumlahnya juga
semakin banyak. Namun, bagi pebisnis pasar tradisional, tentu memiliki
arti lain. Ketatnya persaingan bisnis ritel mendorong para pengusaha
untuk melakukan terobosan dalam strategi berdagang, baik menyangkut
kemasan toko, pelayanan, hingga soal harga produk. Hal ini tentunya akan
memberi keuntungan lain bagi para calon pembeli. Singkat kata,dalam
urusan berbelanja,kondisi ini benar-benar memanjakan para konsumen.
Konsumen juga memegang kendali dalam menentukan hidup matinya sebuah
toko modern, bahkan berpengaruh dalam pertumbuhan pasar modern. Bagi
pebisnis ritel, karakter masyarakat akan menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan usahanya. Executive Director dari Retail Measurement
Services Nielsen,Teguh Yunanto menuturkan, peritel akan melihat populasi
penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam membuka toko.
Namun, seiring perpindahan lokasi permukiman ke daerah pinggiran,
toko cenderung tumbuh di daerah tersebut dan menurun di kota besar.
Hasil Nielsen Retail Establishment Surveyyang dilakukan pada akhir 2010
secara keseluruhan memperlihatkan lanskap ritel Indonesia menurun 1,3%
dilihat berdasarkan jumlah toko. Hingga akhir 2010, tercatat 2.524.111
toko tersebar di Indonesia terdiri atas pasar tradisional dan modern.
Sebarannya 57% di Pulau Jawa, 22% di Sumatera, dan 21% sisanya di
pulaupulau lain. Dari hasil survei tersebut yang cukup menarik adalah
menyangkut persaingan antara pasar tradisional dengan modern.
Ritel modern mencakup hal yaitu pendekatan manajemen kategori dan
manajemen rantai pasokan. Dalam konteks ini, manajemen kategori dapat
dipahami sebagai suatu pendekatan cara penanganan barang pada tingkat
kategori melalui klasifikasi yang terstruktur dan sistematis pada bauran
produk
Sementara itu, paradigma baru dalam manajemen rantai pasokan barang
menempatkan retailer dalam suatu titik/mata rantai dalam jalur
distribusi/pasokan barang yang bersama-sama dengan pihak supplier
menjadi bagian dari proses menyeluruh arus penyediaan barang dari hulu
ke hilir. Paradigma baru ini menuntut adanya kesamaan persepsi antara
supplier dengan retailer dalam memandang pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan konsumen sebagai tujuan akhir proses.
sumber : http://agi3l.wordpress.com/2011/05/04/pasar-potensial-ritel-memulai-bisnis-ritel-eksistensi-bisnis-ritel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar