Powered By Blogger

Sabtu, 24 September 2011

Apakah seorang wirausahawan itu dilahirkan atau dididik?

Menurut saya seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai keinginan keras untuk membuat sesuatu usaha atau hal yang baru dan yakin bahwa pemikiran dan usaha nya itu akan berhasil kelak. Wirausahwan adalah sesorang yang mau bertanggung jawab dan mampu mengorganisir,jadi seorang wirausahwan adalah kemauan dari diri sendiri, jika seorang wirausahawan memang sudah memiliki keluarga yang bergelut di bidang bisnis, namun tidak semuanya berhasil atau mau ikut menggeluti usaha dari keluarga nya atau yang pernah dirintis sebelumnya. Berkemauan keraslah jika anda ingin menjadi pengusaha, sesuatu yang sangat menyenangkan dan menguntungkan jika suatu saat nanti anda memiliki usaha dan berjalan sukses. memang modal sangat dibutuhkan untuk memulai bisnis baru namun keinginan keraslah yang akan membimbing anda untuk kesuksesan. Saat ini sudah banyak sekali orang atau lembaga yang mau memfasilitasi atau memberi modal awal, seperti contohnya dari bank mandiri. berfikirlah untuk menciptakan usaha atau id baru yang dapat memnarik perhatian, agar usaha anda sukses kelak, itulah pendapat saya.

Kisah seorang wirausahawan sukses

Senin, 16 Maret 2009 | 10:01 WIB

Galeri daur ulang, Bogor Kreatif, milik Nurdin atau yang akrab dipanggil Bim-bim saat ini semakin berkembang pesat. Bim-bim mengaku usaha yang beromzet Rp 20 juta per bulan ini laku keras sampai ia kewalahan memenuhi pesanan lokal.

Sebelumnya, Bim-bim tidak mempuyai bayangan akan berwirausaha di bidang daur ulang. Setelah lulus STM jurusan listrik tahun 1996, Bim-bim bekerja di Pepsi bagian kelistrikan panel elektrik. Namun, pekerjaan tersebut hanya bertahan selama enam bulan, dan setelah itu Bim-bim menganggur karena kontraknya tidak diperpanjang.

"Saya sempat nongkrong, sana-sini sambil cari kerja. Dalam hati memang ada niat untuk wirausaha," terang Bim-bim. Namun saat itu dirinya belum mengetahui ingin usaha apa. Setelah beberapa lama menganggur, Bim-bim berkenalan dengan SUHUF, yaitu komunitas mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang mempunyai kegiatan membuat barang-barang daur ulang.

Terinspirasi dari kegiatan SUHUF itulah Bim-bim mencari bahan yang bisa ia gunakan unutk membuat barang dari bahan daur ulang. "Saya tidak mengeluarkan uang untuk modal awal. Waktu itu di depan rumah saya ada pohon mangga, lalu saya ambil rantingya dan ditambah-tambah dengan kardus dan karung goni dari warung nenek, maka jadi bingkai foto," kenang pria asal Bandung ini.

Dengan bermodal beberapa bingkai foto tersebut, Bim-bim mencoba peruntungannya sebagai pedagang kaki lima di alun-alun Bandung, pelataran Jogya Kepatihan.

Hari pertama penjualannya barang-barang Bim-bim laku keras, uang hasil penjualan awal ia putar kembali. "Saya masih mungutin ranting, tapi saya juga mengambil kertas-kertas daur ulang dari mahasiwa SUHUF," terangnya.

Setelah setahun menjadi pedagang kaki lima, Bim-bim mendapat pelatihan bagi para seniman jalanan dari Pemda Bandung dan ITB. Dari pelatihan tersebut, ia mendapatkan ilmu-ilmu baru untuk mengembangkan usahanya.

Awal tahun 1999, dengan membawa hasil karyanya, Bim-bim hijrah ke Jakarta. "Di Jakarta saya menggelar barang dagangan di pelataran Aldiron. Ternyata barang-barang produksi Bim-bim diminta oleh orang Malaysia. Ia pun memberi modal sebesar Rp 500.000 kepada Bim-bim untuk membuatkan sampel barang lain.

Bim-bim pun membuatkan box file, diary, dan memo yang semuanya berasal dari bahan-bahan daur ulang. Tak disangka warga Malaysia itu pun puas dengan hasil karyanya dan kembali memesan sampai 1.500 buah per itemnya. " Dia bahkan memberikan harga lebih dari yang saya minta," kata Bim-bim.

Dari proyek besar pertamanya itu, ia meraup laba hingga Rp 40.000.000. Dengan uang tersebut pria beranak satu ini mengajak beberapa pedagang lain untuk memasarkan produknya. Produk daur ulamg Bim-bim pun sempat masuk di beberapa pertokoan di Jakarta.

Sempat merugi

Layaknya hidup, Bim-bim pun pernah merasakan surutnya usaha yang ia jalankan. Barang-barangnya dibawa pergi oleh pedagang, toko yang menjual barangnya tidak bisa ditagih.

Keadaan Bim-bim pun semakin berat karena ia juga mengalami kerugian. Proses pengiriman barang ke Malaysia ternyata memakan biaya cukup besar. "Setelah orang Malaysia itu kembali ke negaranya, saya mengirimkan pesanan lewat paket. Tapi karena tidak tahu jalur-jalurnya, saya jadi merugi," ujar Bim-bim. Kerugian yang dialami Bim-bim mencapai Rp. 15.000.000. "Itu adalah masa-masa tersulit saya. Barang dibawa kabur, uang enggak bisa keluar, ditambah merugi karena ongkos ekspor," kata Bim-bim sambil menerawang.

Di saat sulit seperti itu Bim-bim yang merupakan Slanker pergi ke Gang Potlot, tempat markas band tersebut. Di sana seorang Slankers mengajaknya ke Bogor dan memulai usahanya lagi dari awal. "Lalu pikiran saya terbuka, dulu saya mulai juga tanpa modal. Jadinya yah.. seperti awal lagi, hanya dengan modal barang yang tersisa," ujarnya.

Dewi fortuna rupanya masih menaungi Bim-bim, usaha yang ia mulai lagi dari awal ternyata mendapat sambutan baik dari warga Bogor. "Barang-barang saya diminati karena di Bogor saat itu masih jarang. Saya juga mulai ikut pameran-pameran," terangnya

Di Bogorlah usaha Bim-bim mulai bangkit. Pada 13 September 2001 Bimbim mendirikan Bogor Kreatif, nama yang terinspirasi dari sebuah perhelatan seni di Kota Bogor. Dan, tahun 2004, setelah lolos survei dan administrasi, ia resmi menjadi mitra binaan PT Telkom dan mendapat pinjaman modal sebesar Rp 10 juta tanpa agunan.


Ikut komunitas

Pemasaran adalah hal yang sangat penting dalam suatu usaha, dan Bim-bim pun sangat menyadari hal itu. Bim-bim rajin mengikuti pameran-pameran dan memasok produknya ke toko. Untuk memperluas areal pemasaran barangnya, Bim-bim mengikuti beberapa komunitas, salah satunya adalah komunitas sepeda ontel. "Hanya dengan modal sepeda ontel yang paling harganya satu juta, tiap bulan saya dapat pesanan," terang Bim-bim.

Dulunya Bim-bim pernah mencoba memasarkan lewat internet. Namun karena ia merasa awam dengan dunia pemasaran on-line, cara pemasaran tersebut tidak ia lanjutkan. "Saya awam untuk masalah pembayaran online seperti itu, lebih enak lewat mulut ke mulut," ujar Bim-bim

Untuk ke depannya, Bim-bim ingin bergabung dengan komunitas Harley Davidson. "Kan yang ikut komunitas itu pasti orang yang berduit. Jaringan saya akan bertambah dan pesanan akan bertambah pula," ujar Bim-bim sambil tertawa.

Produk-produk Bimbim tidak hanya beredar di Bogor, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Untuk pemasaran produk ke luar negeri, ia mengawalinya dengan mengikuti pameran yang disponsori Dinas Kepariwisataan Indonesia. Walaupun menemukan kendala berupa mahalnya ongkos kirim saat melakukan ekspor, Bimbim kini tengah berkonsentrasi merambah pasar Iran. Kendala tersebut dapat dihadapi melalui kesepakatan dengan pihak buyer bahwa keseluruhan ongkos kirim akan menjadi tanggungan buyer.

================================================================

Bogor Kreatif
Jl Ciwaringin, Gang Melati No 28 Bogor


sumber : kompas.com

Etika dan perilaku bisnis


Dalam suatu bisnis harus memiliki prinsip dan etika-etika  dan perilaku bisnis :
1         honesty
2         integrity
3         promise and keeping
4         fidelity
5         fairness
6         caring for other
7         respect for other
8         responsibility
9         persuit for excellence
10     accountibility

Definisi wirausaha

Wirausaha adalah dapat berdiri sendiri, merdeka, mampu mengorganisasiakan diri sendiri dengan suatu usaha yang berbeda atau bisnis baru .  Wirausahawan adalah seorang yang dapat mengelola suatu wirausaha dengan mandiri, memiliki inovasi,  memiliki ide dan kreatifitasm, bertanggung jawab dan  dapat menciptakan suatu peluang bisnis baru.
Inilah sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan :
1.      Dorongan berprestasi
2.      Bekerja keras
3.      Memperhatikan kualitas
4.      Sangat bertanggung jawab
5.      Berorientasi pada imbalan
6.      Optimis
7.      Berorientasi pada hasil karya yang baik
8.      Mampu mengorganisir
9.      Berorientasi pada uang

Jika seseorang tidak ingin terikat atau ingin mendirikan usaha sendiri menjadi wirausahawan adalah merupakan pilihan terbaik, namun anda pun harus memiliki sifat dan karakter yang saya sebutkan sebelumnya. Dan juga mau bertanggung jawab dan mau menanggung resiko yang akan anda dapatkan jika anda menjadi seorang wirausahawan, ingat kemauan dan keinginan yang keras lah yang akan membuat anda sukses di dunia bisnis.